How to Save Earth..

Gua nulis blog ini karena kepedulian gua terhadap lingkungan sebenarnya, walaupun secara tindakan gua tidak dapat membuktikan apa yang akan gua tulis (jujur, gua bukan tipe orang yang selalu buang sampah di tempatnya, atau orang yang senang menanam pohon, misalnya), tetapi tulisan ini akan menjadi semacam wacana atau opini pribadi tentang apa yang sebenarnya perlu dilakukan untuk menyelamatkan bumi.. Dan mungkin juga bagi yang membacanya, kita membagi ide yang sama..

Concern terbesar gua adalah begitu banyak campaign untuk “PEDULI BUMI” yang memang gencar dilakukan oleh organisasi-organisasi lingkungan hidup dari skala terkecil hingga skala global.. Semua mengumandangkan hal yang sama, SELAMATKAN BUMI!!!, yang menurut mereka dapat dicapai dengan melaksanakan langkah-langkah kecil seperti mematikan lampu, menghemat air, dan sebagainya. Yang menurut gua kurang efektif sebenarnya.. Membagi selebaran atau menggelar campaign yang melibatkan birokrasi pemerintahan memang akan menarik simpati manusia, tetapi tidak akan mengubah perilakunya.. Manusia perlu sesuatu yang “menamparnya dengan keras” untuk belajar tentang sesuatu dan mengubah sikapnya terhadap sesuatu dengan cepat..

Gua akan ambil contoh… Baru-baru sebelum blog ini ditulis, di akhir bulan Maret 2009, digelar campaign besar-besaran 60 MINUTES EARTH OUR, yaitu campaign untuk mematikan semua listrik selama 1 jam dari pukul 9.30 hingga 10.30 malam, yang ditujukan untuk mengurangi emisi karbon akibat pembangkit listrik secara drastis.. Bahasa indahnya “Memberikan Bumi Kesempatan Untuk Bernapas”.. Di Jakarta saja, dengan mematikan listrik satu kota selama 1 jam, dilakukan penghematan listrik sebesar 300 MW, dan emisi karbon 284 ton (jika saya tidak salah mengingatnya), dan membuat Jakarta sebagai salah satu kota yang diantara kota di 84 negara yang terlibat dalam campaign menyelamatkan bumi ini..

Efektif kah? Menurut gua pribadi, TIDAK.. sekali lagi, TIDAK..
Mengapa ?, ini alasannya :

1. Mematikan listrik selama satu jam, tidak memberikan efek apapun bagi penghematan listrik dan emisi karbon, mengapa? Gua misalkan saja, Si A terbiasa mengerjakan pekerjaan kantornya dari pukul 09.30 – 10.30 malam, dan dalam waktu satu jam itu, ia menyalakan lampu, laptop, desktop, mesin cuci, dispenser, dan televisi.. Biasanya pada pukul 10.30, setelah menyelesaikan tugasnya, ia mematikan semuanya dan kemudian berangkat tidur.. Ketika ada campaign Earth Hour, ia terpaksa menunda semua pekerjaannya selama satu jam, dan baru memulai pekerjaannya di pukul 10.30, menyalakan hal yang sama (lampu dll) dan selesai pukul 11.30, pergi tidur dan mematikan semuanya… Jadi apakah campaign tersebut memberikan efek yang signifikan ? Jawabannya tidak.. Absolutely not.. Kita hanya menunda pemborosan listrik oleh seseorang selama 1 jam, ingat hanya menunda tetapi tidak mencegah.. Akibatnya kita membuat seseorang memperpanjang harinya selama satu jam untuk mengerjakan tugas tertunda (dan adanya kemungkinan bertambahnya jam tersebut karena dipengaruhi oleh faktor ngantuk, malas, dll), dan membuat pembangkit listrik menghasilkan esktra 1 jam emisi.. Iya toh ?.. Hal yang sama juga berlaku untuk pabrik yang berproduksi 24/7..

2. Mengikuti campaign seperti memberikan persepsi yang salah tentang usaha kita sendiri untuk menyelamatkan bumi.. Berapa banyak yang merasa bahwa mereka telah terlibat membuat bumi menjadi “Lebih Baik” karena ikut mematikan lampu selama 1 jam di EARTH HOUR ? Dan terkadang perasaan itu membuat diri mereka masing-masing merasa menjadi pahlawan, dan kemudian melupakan inti pesan dari campaign tersebut.. Akibatnya, mereka berpikir bahwa mematikan lampu di saat EARTH HOUR sudah CUKUP, sekali lagi CUKUP untuk menyelamatkan bumi, dan melegalkan semua tindakan masa bodoh terhadap lingkungan di kemudian hari..

3. Sebagian besar mereka yang mengikuti campaign ini lebih didasari karena trend, tidak atas kesadaran untuk mengerti nilai di balik campaign tersebut.. Dan saya pribadi yakin, kebanyakan mereka yang ikut campaign ini lebih didasari karena trend.. Istilahnya, ENGGAK IKUT ENGGAK GAOL GITU LHO!!!.. Yupz, seperti itu lah, campaign ini menjadi semacam ajang unjuk gigi untuk dipamerkan kepada kolega atau teman-teman, sementara intisari dan tindakan yang harus dilakukan selanjutnya tidak dimengerti.. Betul toh ? Orang-orang seperti ini justru malah akan menambah emisi setelah EARTH HOUR berlangsung.. Kenapa ? Tentu saja..setelah pukul 10.30, dimana listrik telah kembali dinyalakan, mereka tidak akan segan-segan menyalakan kembali semua elektronik (seolah-olah campaign yang mereka ikuti barusan tidak bermakna apa-apa), dan justru akan menambah emisi lebih banyak, karena mereka akan memperpanjang hari mereka (berserta semua peralatan elektronik yang hidup) untuk berbicara dengan teman atau kolega mereka melalui handphone melewati jam tidur mereka karena pembicaraan yang semakin seru.. Jadinya, enggak makna..

Apakah gua adalah orang yang begitu skeptis terhadap penyelamatan bumi ? Tidak, gua di sini hanya berusaha untuk bersikap serasional mungkin menyikapi semua usaha yang ada untuk menyelamatkan bumi.. Karena ada kemungkinan usaha-usaha tersebut hanya memperparah segala sesuatunya.. Komersialisasi dan Industrialisasi usaha-usaha tersebut telah membuat sebagian besar kita terjebak pada sebuah kubang yang aneh, kubang dimana kita mempersepsikan kita telah berbuat banyak tetapi nyatanya tidak.. Persepsi dimana kita merasa ketika kita ikut concert tertentu, membeli barang tertentu, atau membagikan barang tertentu, kita telah sangat membantu orang lain atau bahkan membantu bumi.. Gua ambil contoh, beberapa tahun yang lalu, atau mungkin sampai sekarang, sedang booming gelang-gelang warna dengan tulisan yang berupa sikap-sikap sosial, misalnya FIGHT POOR, ANTI-GLOBAL WARMING, ANTI-HIV, dll, yang jika kita membelinya, kita dikatakan ikut menyumbang berapa persen ke yayasannya, dll.. Semacam mekanisme untuk berbuat baik yang dikomersialisasikan. Tetapi hal ini menjadi sangat tidak efektif.. Mengapa ? Berapa banyak yang misalnya, memakai gelang dengan tulisan FIGHT POOR merasa ia telah berbuat banyak untuk mengatasi kemiskinan dengan membeli gelang tersebut, dan oleh karenanya ia tidak perlu lagi membantu atau menyumbang orang miskin yang ditemuinya di jembatan dan sebagainya.. Ya, hal semacam itulah, bahkan ranah sikap-sikap idealis sosial juga telah menjadi objek komersialisasi besar-besar, dan membutakan mata orang-orang untuk dapat berbuat lebih..

Hal yang sama juga akan terjadi, bahkan menjadi semacam budaya jika Campaign untuk menyelamatkan bumi terus menerus tanpa ada tindakan yang konkrit.. Semuanya, suatu saat, akan merasa telah membantu, dan merasa legal-legal saja untuk bersikap masa bodoh..

Lalu..apa yang sebenarnya harus dilakukan untuk menyelamatkan bumi ? Ini adalah wacana-wacana yang ada di otak psikotik gua (dan juga berdasarkan buku dan film yang pernah gua tonton)..

1. Perlu dilakukan research secara intensif untuk menciptakan bahan-bahan sintetik pengganti kayu.. Sehingga semua hal yang perlu dibentuk dengan kayu, dapat digantikan dengan bahan sintetik tersebut. Hasilnya, tidak akan ada lagi penebangan pohon, karena kayu akan menjadi komoditi yang tidak lagi berharga, dan bumi mendapatkan EXTRA-AIR.. Hehehehe..yupz..

2. Perubahan bidang usaha.. Semua bidang usaha di dunia, yang berhubungan dengan penebangan atau pemanfaatan kayu, dapat secara perlahan, diberikan peluang yang lebih besar untuk mendapatkan hak berusaha bahan sintetik pengganti kayu tersebut.. Jadi roda ekonomi juga akan terus berjalan, sementara kayu perlahan akan dilupakan.

3. Penyerapan EMISI KARBON DUNIA sebagai bisnis.. Seharusnya, perlu dilakukan penelitian yang benar mengenai jumlah pasti emisi karbon di dunia dan berapa pastinya setiap pohon dapat menyerap karbon per harinya.. Dengan begitu kita dapat menjadikannya peluang bisnis.. Negara-negara tertentu dapat menjual jasa “MENYERAP EMISI KARBON” dari negara lain yang industrialis dengan cara memperbanyak cakupan hutan.. Ok, sebagai contoh, misalnya dilakukan penelitian ditemukan bahwa Amerika menghasilan 100 ton emisi karbon per hari, dan setiap pohon dapat menyerap 1 kg emisi karbon perharinya.. Indonesia dapat menjalin kerjasama penyerapan karbon dengan Amerika Serikat, Indonesia tinggal menanam 100.000 pohon untuk menyerap emisi karbon yang dihasilkan oleh Amerika Serikat setiap harinya, dengan biaya misalnya 5 US$ / pohon / tahun.. Dengan begitu Amerika dapat terus menerus meningkatkan kapasitas produksi industrinya dan tidak perlu lagi mengkhawatirkan emisi karbon yang dihasilkan, karena Indonesia akan menanam pohon untuk menyerapnya.. Dengan sistem seperti, gua percaya jumlah pohon di dunia akan semakin banyak, dan baik negara berkembang maupun negara industrialis sama-sama mendapatkan keuntungan.. Untuk mendapatkan bumi yang lebih baik..

4. Tidak ada lagi penerbitan izin menebang pohon, dan ketegasan hukum untuk pembalak liar (hukuman mati lebih baik).. Gua kira poin ini jelas bangetz, memberikan efek jera untuk menyelamatkan bumi..

5. MUSNAHKAN MANUSIA!!!! Ini adalah poin paling psikotik.. Karena gua pribadi merasa dan yakin, bahwa bumi ini tidak akan pernah selamat jika manusia tetap existed di dalamnya.. Manusia memang memiliki sifat yang destruktif di dalamnya, penuh keserakahan dan ketidakpuasan, dan egoistis.. Manusia tidak akan berhenti menghancurkan semua lingkungan di bumi hingga mencapai titik dimana tidak ada lagi yang bisa dihancurkan.. Oleh karena itu, ancaman terbesar di Bumi sebenarnya adalah MANUSIA.. Yupz, manusia lah yang akan menghancurkan bumi.. Dan untuk menyelamatkan bumi, hanya diperlukan satu langkah sederhana, LENYAPKAN SEMUA MANUSIA!!!!.. Manusia suatu saat juga akan lenyap, karena ada kemungkinan bumi sendiri pada saat kritis akan mengembangkan mekanisme pertahanan diri untuk melenyapkan manusia..

Terkadang gua jadi enggak mengerti kenapa manusia dengan begitu arogan dan serakahnya merongrong bumi yang kita tinggali ini dengan brutalnya dan tidak memperdulikan after effectnya… Padahal rumusnya sangat sederhana :

Kita Hidup, Bumi Mati
Bumi Hidup, Kita Hidup
Kita Mati,  Bumi Hidup
Bumi Mati,  Kita Mati

Dengan melihat rumus itu saja, kita sebenarnya mengerti dan menyadari betul bahwa kita tidak dapat hidup tanpa eksistensi bumi, sementara bumi akan dapat tetap hidup, lebih baik mungkin, tanpa eksistensi kita.. Dengan begitu, kita dapat menyimpulkan, bahwa eksistensi yang terpenting sebenarnya adalah BUMI.. Dan bagaimana mungkin, segelintir manusia yang serakah itu dapat tidak sadar.. Apa artinya lah uang, jika dunia dimana kamu akan menghabiskannya sudah tidak ada lagi, dunia dimana kamu hidup sudah tidak ada lagi..

So, WE WILL NOT SAVE YOU EARTH, BUT WE BEG ON OUR KNESS, EARTH PLEASE SAVE US!!!!

It’s a beautiful lie
It’s a perfect denial

Artist : 30 Seconds to Mars
Title  : A Beautiful Lie
Album  : A Beautiful Lie (2005)


About this entry